Senin, 04 Desember 2017

Cara Mencari Dokter Gigi Spesialis Kawat gigi atau orto atau behel


Kali ini saya akan sharing tentang bagaimana cara memilih dokter gigi spesialis kawat gigi yang valid, atau bagaimana cara mengetahui bahwa dokter / operator perawatan gigi anda sesuai dengan kompetensinya.

Beberapa waktu terakhir ini saya menemui beberapa pasien yang ingin pindah perawatan ke saya, pada saat saya tanyakan siapa dokter sebelumnya yang merawat ternyata pasien berkata dokter tersebut dokter spesialis orto. Pada saat saya cross check ternyata bukan spesialis ortodontik.

Saya heran kenapa bisa ada yang oknum yang mengaku bahwa dirinya adalah spesialis ortodontik. Kasian pasiennya yang tidak tahu apa-apa sebenarnya, tapi prosedur standar perawatan tetap harus dilaksanakan.

Oleh karena itu coba saya sharing kan beberapa tips cara mengecek apakah dokter anda sekarang adalah dokter gigi spesialis kawat gigi atau ortodontik atau bukan:

1. Lihat gelar di belakang nama sang dokter
    Cara yang paling sederhana adalah anda bisa lihat pada plank atau pada kertas resep sang dokter adanya gelar Sp.Ort di belakang nama dokter tersebut yang artinya adalah spesialis ortodonsia. Jika ada yang menyerupai kemungkinan besar bukan spesialis ortodonsia

2. Minta dokter giginya atau operator menunjukkan kartu anggota IKORTI (Ikatan Ortodontis Indonesia) atau Kartu KKI (Konsil Kedokteran Indonesia)





Contoh Kartu anggota Ikatan Ortodontis Indonesia
                               

 
Contoh Kartu Konsil Kedokteran Indonesia
    Meminta dokter atau operator anda menunjukkan kartu tersebut bisa menjadi informasi bagi pasien tentang latar belakang kompetensi seorang dokter gigi. Tapi cara ini ada kelemahannya yaitu dokter gigi anda kemungkinan bisa saja pas tidak membawa kartu tersebut atau bisa saja kartu seperti ini DIPALSUKAN.

3.Melakukan checking langsung melalui website KKI (Konsil Kedokteran Indonesia)

   Cara ini adalah yang paling efektif dalam melakukan pengecekan kompetensi dokter gigi anda . caranya anda bisa masuk ke website KKI    http://www.kki.go.id/cekdokter/form

Masuk ke website KKI cek dokter


Masukkan nama dokter gigi anda (PENULISAN NAMA HARUS BENAR),
                      
Klik Nama dokter gigi anda, dan anda bisa lihat di kolom KOMPETENSI.

Melalui kolom kompetensi tersebut anda bisa melihat apakah kompetesi dokter gigi anda. Jika hanya tertulis DOKTER GIGI berarti kompetesinya hanya dokter gigi umum tanpa memiliki latar belakang pendidikan spesialis. Misal tertulis DOKTER GIGI SPESIALIS BEDAH MULUT berarti dokter gigi anda memiliki kompetensi sebagai spesialis bedah mulut, dan seterusnya jika dokter giginya memiliki spesialis yang lain. Macam-macam spesialis dokter gigi sudah saya jelaskan pada thread sebelumnya  Klasifikasi atau macam-macam dokter gigi spesialis


Singkat saya, memilih dokter gigi untuk perawatan kawat gigi sebaiknya lakukan pengecekan kompetensi dokter giginya, selanjutnya keputusan di tangan anda sendiri.
 






Senin, 16 Oktober 2017

Hasil Wawancara Media Koran Joglosemar 8 Oktober 2017





















Ada sedikit ralat bahwa kalimat usia yang paling cepat untuk dilakukannya kawat gigi sebenarnya kurang tepat, seharusnya usia 8 tahun merupakan usia yang ideal untuk memulai perawatan ortodontik, dan perawatan ortodontik bukanlah selalu kawat gigi.

Sumber : http://epaper.joglosemar.co/folder/2017/10/081017/#p=1

Selasa, 11 April 2017

Pasang Kawat gigi di "A" kontrolnya di Dokter gigi "B" kota lain

Kali ini saya akan sharing hal yang baru-baru ini mulai terjadi tren yang menurut saya kurang baik. Jadi pasien BARU pasang kawat gigi di dokter gigi (non spesialis ortho) di kota A lalu kontrolnya di suruh cari dokter spesialis di kota B karena alasan kuliah maupun pekerjaan.

Dalam perawatan ortodontik seorang dokter gigi spesialis orto akan menganalisis dan menyusun rencana perawatan secara detail terlebih dahulu. Dalam menyusun rencana perawatan salah satunya pasti akan dilakukan anamnesis/wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui latar belakang pasien, contohnya apakah akan berada di kota tempat dilakukannya perawatan kawat gigi sesuai dengan estimasi lama perawatannya, apakah akan menikah dalam waktu dekat atau bisa juga menanyakan apakah setelah lulus SMA akan melanjutkan kuliah dimana..... dan lain-lain....Hal ini ditanyakan  untuk mengetahui apakah perawatan akan selesai di dokter yang merawat pertama kali atau tidak.

Jadi singkatnya, menurut saya kurang baik dan bijaksana buat pasien yang akan menerima perawatan ortho jika mengetahui akan sulit kontrol karena alasan domisili yang jauh tetap melakukan perawatan ortho/kawat gigi, dan juga kurang baik dan bijaksana jika operator yang akan melakukan perawatan orthodontik jika tetap memasang kawat gigi pada pasien dan menyuruhnya kontrol di tempat lain.

Beda halnya jika setelah perawatan ortodontik yg berjalan tiba-tiba pasien secara tiba-tiba harus pindah, maka sebagai pasien berkewajiban dan berhak untuk dibuatkan surat rujukan dan meminta salinan/foto copy rekam medis serta data-data penunjang seperti cetakan gigi awal dan foto ronsen maupun foto profil maupun intra oral. dan yang merawat berkewajiban menyediakan hal-hal tersebut.

Jika pasien tidak memiliki hal tersebut, maka pasien tersebut beresiko akan menjadi pasien "gentayangan" artinya pasien tidak jelas siapa yang merawat...ingat perawatan ortodontik tidak hanya pasang kawat dan ganti karet dan ditarik kesana kemari melainkan ada perhitungannya.

"Orthodontic may seem easy to do...But it is NOT"

Selasa, 17 Januari 2017

Pasang kawat gigi atas saja ?

Sharing pengalaman praktek kawat gigi / ortodonti File #03

 

Hari ini saya akan menjelaskan hal yang sering ditanyakan ke saya melalui e-mail , yaitu  apakah bisa pasang kawat gigi hanya salah satu rahang saja?

Pada prinsipnya perawatan ortodontik atau kawat gigi bukan hanya menyusun gigi agar rapi tetapi juga harus berusaha menghasilkan gigitan yang baik. Oleh karena itu sangat jarang perawatan orthodontik hanya satu rahang saja.

Lain hal nya jika dalam rencana perawatan kawat gigi yang disusun oleh ortodontis awalnya menggunakan kawat gigi pada salah satu rahang terlebih dahulu, yang kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kawat gigi yang bawah. Hal tersebut sangat mungkin terjadi, tapi hal ini sangat tergantung kasus gigi pasiennya dan anda sebagai pasien pasti juga akan diberitahu alasannya kenapa. Jika tidak diberitahu anda sebagai pasien berhak mempertanyakannya. Sebaiknya alasan biaya jangan menjadi alasan ingin merawat salah satu rahang saja. Jika diumpamakan, anda mengalami kecelakaan dan kedua kaki anda mengalami trauma yang satu patah tulang dan yang satu lagi hanya retak tulang sedikit apakah anda hanya ingin merawatkan yang patah saja?

Pasti anda akan bertanya, sangat jarang bukan berarti gak bisa khan dok? betul sekali, perawatan satu rahang bisa saja tetapi hanya pada kasus yang sangat ringan dan adanya perubahan susunan gigi tidak akan mempengaruhi gigitan antara gigi atas dan bawah

Oleh karena itu sebaiknya konsultasikan kasus gigi anda dengan ortodontis / dokter gigi spesialis kawat gigi dan pada saat diskusi hasil analisis gunakan kesempatan tersebut untuk benar-benar menanyakan rencana kasus anda secara detail. Untuk prosedur perawatan kawat gigi ada di thread berikut                                               Prosedur sebelum perawatan kawat gigi atau orto atau behel

 

Kamis, 24 November 2016

Sharing pengalaman praktek kawat gigi / ortodonti File #02



Pada saat saya mempublikasikan kasus yang pertama banyak yang mengirimi saya e-mail dan bertanya siapa yang dimaksud dengan oknum non-drg spesialis ortodontik. Yang dimaksud tersebut adalah orang yang tidak memiliki keilmuan dan kemampuan dalam melakukan perawatan ortodontik. Memang menjadi sulit bagi orang awam untuk mengukur hal tersebut, yang pasti keilmuan dan kemampuan melakukan perawatan ortodontik diperoleh dari pusat pendidikan yaitu PPDGS (Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis) di universitas negeri. Pendidikan melalui kursus juga sebenarnya TIDAK cukup untuk dikatakan memiliki keilmuan dan kemampuan dalam melakukan perawatan ortodontik.Karena inti perawatan bukan pada kegiatan memasang behel atau braket ortodontik, melainkan penentuan diagnosis, rencana perawatan, dan kemampuan mengendalikan alat orto pada saat kontrol, tidak hanya ganti karet semata.

Kali ini saya akan berbagi cerita tentang apa yang saya alami dalam melakukan pelayanan perawatan ortodontik.

File #02


Pada suatu hari saya praktek, datang pasien seorang wanita  berusia sekitar 30 tahun dengan keadaan sudah memakai kawat gigi atau braket, dan berencana ingin pindah perawatan. Seperti biasa saya melakukan wawancara singkat untuk mengetahui sejarah perawatannya tersebut, ternyata yang merawat adalah oknum non-drg spesialis ortodontik. Pasien mengeluhkan gigi depan maju dan tidak bisa menggigit makanan menggunakan gigi depan. Setelah saya lihat keadaan klinis ternyata pemasangan braket banyak yang salah dan tidak presisi, penyebab pasien tidak bisa mengigit di karenakan ada pemasangan braket yang membuat giginya menjadi tinggi sebelah / modot / ekstrusi (silahkan di cari di mbah Google ya) kemudian terkunci, keadaan gigi depan terbuka /Open bite (silahkan Mbah Google lagi yaa) sebesar 10mm (itu sangat besar). Setelah melihat kasus tersebut, saya menjelaskan kepada pasien bahwa kasusnya harus diulang dari awal karena kasusnya bukan keadaan kemajuan yang semakin baik tetapi semakin parah dan menjadi kasus baru. Karena pasien menolak, kemudian solusinya adalah pasien disarankan sebaiknya diskusikan lagi dengan orang yang memasang behelnya pertama kali.

Hikmah:
1. Perawatan kawat gigi bukanlah sesuatu yang mudah, Banyak sekali oknum yang menganggap perawatan kawat gigi hanya sekedar memasang kemudian gigi akan rapi dengan sendirinya, memang kesalahan pada saat awal mulai kawat gigi tidak langsung kelihatan, tapi setelah beberapa lama baru akan terlihat.

2. Kasus dimana keadaan gigi pasien dihitung sebagai kasus baru merupakan hal yang wajar, apalagi kasusnya bukan semakin baik malah menjadi kasus baru. Jika kita umpamakan seperti membangun rumah, jika mandor atau yang mengawasi pembangunan tidak kompeten pasti rumahnya menjadi tidak baik, kemudian diganti dengan arsitek yang kompeten, pasti arsiteknya menjadi berpikir keras gara-gara harus memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur salah. Dan jangan kaget biayanya malah semakin lebih mahal.

Kamis, 27 Oktober 2016

Pindah dokter perawatan kawat gigi / ortodontik

Dalam blog saya awalnya berisi tentang berbagai pengetahuan tentang perawatan kawat gigi, bukan mengenai bagaimana cara atau teknik ortodonti tetapi lebih pada apa yang di hadapi dari sudut pandang pasien. Kali ini saya pikir, pada blog ini ingin sharing apa yang saya alami selama praktek yang menarik dan bisa di bagi ke publik.
NB: sebenarnya saya ingin melihatkan foto kasus pasiennya, tapi demi menjaga privasi pasien tidak saya tampilkan.

Sharing pengalaman praktek kawat gigi / ortodonti File #01

Seorang pasien datang ke klinik dengan keadaan sudah terpasang braket atau behel pada giginya ingin pindah perawatan ke saya. Sayangnya pasien tersebut tidak membawa surat rujukan. Kemudian saya memeriksa secara klinis keadaan gigi pasiennya. Dan ternyata keadaan gigi tidak baik, banyak gigi gerahamnya yang tinggal menjadi akar alias rusak parah, gigi yang di tempeli behel goyang parah. Yang kemudian saya instruksikan untuk foto ronsen untuk melihat keadaan gigi-giginya, ternyata yang goyang tersebut sudah mengalami penurunan tulang sehingga menyebabkan gigi goyang.selain itu gigi yang ditempeli behel juga mengalami kerusakan di area yang di tempeli behel hal ini disebabkan kebersihan yang sangat kurang. pasien merasa kebingungan setelah saya menjelaskan keadaan giginya secara detail dan resiko perawatan selanjutnya. Dari saya, menyarankan untuk menyudahi saja perawatan kawat giginya karena sudah tidak sepadan dengan kerusakan yang telah dialami. Pasien kemudian menangis dan mengaku dirawat oleh oknum non-drg spesialis ortodonsia.

Hikmah dari kasus ini :

1. Pasien yang akan berencana pindah perawatan ke dokter spesialis ortodonsia sangat disarankan meminta surat rujukan dari dokter yang merawat sebelumnya, disertai data-data penunjang perawatan sebelumnya.
2. Isi dari SURAT RUJUKAN kurang lebih berisikan tentang seperti:
  • Identitas dokter yang merawat sebelumnya
  • Identitas pasien
  • Alasan pindah perawatan
  • Diagnosis Awal
  • Hasil analisis Sefalometri
  • Teknik perawatan kawat gigi / ortodontik yang digunakan (Sistim Alat, Prescription Alat)
  • Keadaan perkembangan saat ini
  • Rencana perawatan selanjutnya
3. Data-data penunjang seperti
  • Cetakan awal pasien
  • Analisis Kesling jika ada
  • Foto ronsen sefalometri yang telah dianalisis
  • Foto ronsen Panoramic     
  • Foto-foto profil, extra oral, dan intra oral
4. Pasien yang akan pindah sebaiknya mengerti bahwa setiap dokter gigi spesialis ortodonsia memiliki tekniknya dan kemampuan masing-masing, sebaiknya diskusikan benar-benar dengan dokter yang merawat.

Kamis, 06 Oktober 2016

Penggunaan kawat gigi / behel / ortodontik pada ibu hamil


Kehamilan merupakan berkah dari Tuhan yang dititipkan ke seorang ibu. Dalam keluarga pasti menginginkan kesehatan yang baik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.

Sekarang kita coba membahas bagaimana perawatan kawat gigi pada ibu hamil.
Pada prinsipnya perawatan kawat gigi tidak bermasalah bagi ibu hamil tapi dengan catatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Kebersihan gigi pada saat proses perawatan kawat gigi perlu dijaga. Pada ibu hamil adanya perubahan hormon pada tubuh terkadang memiliki efek meningkatnya gingivitis atau radang gusi. Jika kebersihan kurang pada saat perawatan kawat gigi dapat memperparah keadaan radang gusinya.

2. Pengaktifan kawat gigi atau tindakan mengencangkan kawat tidak dilakukan setiapkali kontrol , tetapi ada keadaan dimana kawat giginya harus bersifat pasif pada masa kehamilan tertentu sang ibu. Dan hal ini dokter gigi spesialis ortodonsia tidak jarang akan berkerja sama dengan dokter spesialis kandung untuk memberikan perawatan aman bagi ibu dan bayi dalam kandungan.

3. Pada ibu hamil sebaiknya permintaan foto ronsen di lakukan secara bijak dan jika perlu atas izin dokter kandungan yang menangani. Dilakukan jika memang benar-benar diperlukan.

4. Pada masa kehamilan kemungkinan akan mempengaruhi kecepatan pergerakan gigi hal ini disebabkan karena hormon dalam sang ibu yang berubah, tetapi hal ini tidak perlu di khawatirkan karena setelah melahirkan akan kembali normal.